![]() |
Dariku, Teruntukmu.
Oh kau kiranya, bertemu pula.
Setelah 15 tahun kita berpisah.
janganlah gugup.
Sudahkah sembuh luka hatimu?
di aku sudah!
Tapi payah aku melipur jejaknya.
parutnya masih berkesan di dadaku.
15 tahun, bertemu pula.
Setelah kita lalui jalan hidup masing-masing, maafkan daku. Bersiapakah aku mestinya
adinda, kekasih, juwita yang pernah kuucapkan di mukamu dulu,
atau dalam surat-surat yang pernah kukirimkan, tidak ‘kan kuucapkan lagi
aku takut,
obat lekat pantang terlampau
kembali penyakit lama
--Ah, tidak; Aku mulai tua
15 tahun.....
melihat kau sekarang, kuteringat kau yang dulu.
kau yang ada dalam kenanganku.
kau yang tergambar dalam hatiku.
aku teringat, mudaku dan mudamu.
semasa kita masih menyangka,
alam boleh sekehendak kita.
padahal: Takdir tak mengizinkan kita bertemu. Hidup kita tak dapat dipadu menjadi satu.
kau mengambil jalanmu sendiri – terpaksa atau tidak
dan aku pun
mengambil jalanku pula.
15 tahun
aku telah berjalan, dan berjalan jua
tapi dalam sudut hatiku, kau telah menjadi pelita yang hidup
kaulah pelitaku
tanglongku
dalam kegelapan malam yang senyap sunyi
sehingga aku menjadi aku
walaupun kau tak merasa. Barangkali!
15 tahun.....
tertawa aku, tertangis aku
tersenyum tersedu
mendaki ku menurun
melereng ku mendatar
pernah kunaik, pernah kujatuh
jatuh dan bangkit lagi, lalu berjalan jua
sahaja mati yang belum kurasai
sehingga aku menjadi aku
dan perjumpaan kita, 15 tahun yang telah lalu
adalah pendorong perjuangan hidupku
Hari ini
setelah 15 tahun
kita pun berjumpa pula
aku dengan engkau
kau yang sekarang
maka teringatlah aku. Kau yang dulu
kalau bukan lantaran kau yang dulu
tentulah air mataku tidak kan titik ke bumi.
garam hidupku yang kulalui
air mata itulah yang kususun kembali
sesudah dia jatuh berderai bagai manik putus pengarang.
kujadikan gubahan buat kau. Kau yang dulu
sehinggaku menjadi Aku
15 tahun…
alangkah cepatnya putaran zaman
wahai orang yang sekian lama terlukis di sudut hatiku.
jangan engkau salah terima, wahai kau yang sekarang,
sekiranya aku melihat tenang.
Merenung wajahmu,
izinkanlah sejenak, aku mencari, mencari
aku ini kehilangan.
Dia, dia akan kucari dalam ruang matamu.
kau yang dulu
Berjalan lurus, dan teruslah.
pikullah kewajiban yang telah ditentukan Tuhan
buat kau. Dan aku pun
meneruskan jalanku pula
berjalan dan berjalan jua
mendatar, melereng, mendaki dan menurun
kau lihat. Rambut putih telah mulai berjuntai di ubun-ubunku
kau lihat. Tiga garis telah mulai ada di keningku
alamat, sengitnya perjuangan yang telah kutempuh dulu dan kuhadapi lagi
marilah sama-sama, meneruskan perjalanan
melaksanakan hayat
jauh… dan jauh lagi
Hanya sebuah harapanku tinggal
semoga usia sama panjang
dapat berjumpa pula 15 tahun yang akan datang
mau atau tidak mau
kau… dan aku….
Bila tak ku nyatakan kasih ku dengan kata. Kusimpan indahmu di dalam dada.
-Mhd Yasir Harahap
Gubernur Jomblo Sematera Utara-
Jangan lupa tetap berikan masukan, kritik, dan saran.
Sinopsis ; Buya Hamka
#Salam Literasi

tips gan biar pinter buat puisi... wkwkw
BalasHapusjangan lupa mampir balik ke www.animblo.com
Aduuh. Kita pun masih pengen belajar sama kakak nih. Wkwkw
Hapuskeren broo
BalasHapusMantap bang
BalasHapusTapi serasa baca novel ya
Mantap bang
BalasHapusTapi serasa baca novel ya
Bagus ini masuknya puisi kan?
BalasHapusKunjungi balik dan jangan lupa tinggalin komentar,
https://aisurunihongo.blogspot.com/2020/07/lirik-terjemahan-minami-ame-o-matsu.html?m=1