HOME

Jiwa Raga



Hariku telah sampai di ujung masa ketika amalan badan tidak berdasarkan hati. Apabila di tanya "ini adalah kehendak dari hati ku" padahal tidak sepenuhnya dari dalam. 


Kelalaian masih sering terjadi apabila tidak berada di lingkungan yg membuat kehendak hati kalah dengan badan. Contohnya berada di lingkungan yg fivety/fivety pengaruhnya. (Aib diri)


Islam dengan iman tidaklah sama. Tapi saling berkaitan tidak bisa di pisahkan kan (Mutalazzim). Iman adalah keyakinan tentang kebenaran bukan hanya sekedar kepercayaan. 

Mengamalkan apa yg di yakini kebenaran dan amanah serta tanggung jawab yg di berikan oleh alloh swt. Bukan sekedar mengikrarkan apa yg di yakini nya tetapi harus mengamalkannya. Maka iman lebih tinggi dari ilmu. Iman yg mendahului nya.


Kembali ke dalam perjanjian manusia.

Ruhiyah manusia di tanyakan kesaksian addin kepada Alloh swt dan ruhuniah pun bersaksi dgn sebenar²nya akan kehambaannya. Tetapi semenjak manusia di ciptakan di zahir manusia sudah lupa akan kesaksian yg pernah di sebutkan waktu berada di alam ruhiyah. Insan diberikan label kepada manusia karena sifat pelupa itu.


Hubungan antara kebahagiaan dengan diri berkaitan dengan ilmu dan sifat terpuji, Islam menegaskan bahwa Ilmu terletaknya pada suatu kehalusan ruhaniah.  Yg kekal abadi di sebut dalam Alquran. Adakala sebagai kalbu (qalb), atau hati (nafs) atau akal ('aql) atau ruh (ruh). Ia mempunya nama yg berlainan karena sifatnya senantiasa berkalku.


Mari kita berusaha kembali perjanjian ruhaniah kita katena letak kebenaran itu yaitu kembali mengakui kealpaan dan kelupaan kita terhadap diri kita sendiri. 


Silahkan berikan masukan, kritik dan saran.

#Salam_Literasi

Bacotan Long Distance Relationship (LDR)



Untuk kamu, yang akan menungguku lebih lama, 
anggap saja aku sedang berkelana. 
Kelak aku akan pulang dan menjemputmu dengan kereta kuda.

 Aku tidak akan membuatmu menyesal jika bersamaku, 
dalam perjalanan aku belajar untuk menjadi lelaki dengan tutur dan laku yang baik. Memang tidak akan seromantis para penyair, atau seagamis para petinggi agama.

Tapi aku bisa menjadi aku; manusia yang memakai hampir seperempat abad usia hidupnya untuk menemukanmu. 

Menjadi aku yang bisa menghabiskan sisa umurnya untuk mencintaimu. 
Menjadi aku yang bisa membangunkanmu dengan lembut menjelang Subuh.
Menjadi aku yang ahli dalam memijat jika kepalamu sedang sakit. Menjadi aku yang bisa memasak nasi goreng untukmu.

Aku akan ke tempatmu dan menemukanmu meski harus melewati luasnya samudra, dan berpetualang hingga entah kemana seperti film animasi ikan badut yang aku tonton beberapa bulan lalu. 
Cukup percaya saja bahwa aku ini menggemaskan untuk kamu rindukan dan kamu sayangi di masa depan.


Mohon berikan masukan, Kritik, dan saran.
#Salam Literasi

Curahan Hati Semester Sembilan

Desi Alawiyah Damanik

Desi Alawiyah Damanik


Semester IX


Hal yang sudah lumrah terdengar di telinga para mahasiswa tingkat akhir ketika sudah melewati batas perkuliahan semester lazimnya. 

Biasa nya berbagai alasan menuntun mu untuk sampai di semester ini, seperti alasan; Organisasi, Pembimbing skripsi yang killer, sibuk kerja part time, jadi gak sempat ngerjakan skripsi dan banyak lagi alasan lainnya sehingga semester IX ini pun di selami sebagai waktu tambahan mengerjakan tugas akhir.

Terlebih di masa Pandemi saat ini, sekolah tutup sehingga tidak bisa penelitian menjadi ALASAN lagi untuk mengulur waktu mengerjakan skripsi.

Semester IX bukan hal yang buruk sebenarnya, tapi disana ku lihat ada yang berjuang keras kembali untuk mencari uang agar bisa membayar uang kuliah LAGI di semester ini. 

Entah itu orang tua atau mahasiswa nya itu sendiri karena tak ingin membebani. 
Diri ini hanya ingin mengungkapkan kata Semangat untuk kita semua mungkin beban mu ada di biaya dan beban yang lain ada di harapan tua.  

Pikiran Melahirkan Mindset